Rabu, 14 April 2010

Hadits Qudsi (1)

Dalam sebuah hadits qudsi Allah berfirman:

"Wahai manusia!
Aku heran pada orang yang yakin akan kematian, tapi ia hidup bersuka ria.
Aku heran pada orang yang yakin akan pertanggungjawaban segala amal perbuatan di akhirat, tapi ia asyik mengumpulkan dan menumpuk harta benda.
Aku heran pada orang yang yakin akan kubur, tapi ia tertawa terbahak-bahak.
Aku heran pada orang yang yakin akan adanya akhirat, tapi ia menjalani kehidupan dengan bersantai-santai.
Aku heran pada orang yang yakin akan kehancuran dunia, tapi ia menggandrunginya.
Aku heran pada orang pandai, yang bodoh dalam hal moral.
Aku heran pada orang yang bersuci dengan air, sementara hatinya masih tetap kotor.
Aku heran pada orang yang sibuk mencari cacat dan aib orang lain, sementara ia tidak sadar terhadap cacat yang ada pada dirinya sendiri.
Aku heran pada orang yang yakin bahwa Allah senantiasa mengawasi segala perilakunya, tapi ia berbuat durjana.
Aku heran pada orang yang sadar akan kematiannya, kemudian akan tinggal dalam kubur seorang diri, lalu dimintai pertanggungjawaban seluruh amal perbuatannya, tapi ia berharap belas kasih dari orang lain.
Sungguh, tiada Tuhan selain Aku, dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Ku"

Imam al Ghazali.

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Berawal dari beres-beres kamar dan 'nemu' buku di lemari. Menarik juga judulnya : "Peringatan-peringatan Ilahi dalam hadits Qudsi" yang diriwayatkan oleh Imam Al Ghazali dan diterjemahlan oleh Ilyas Siraj. Hmmm, pertanyaan pertama yang terlintas dalam benak gue adalah : apa sih yang dimaksud dengan hadits qudsi? Yup, secara gue bukan orang yang cukup berilmu dalam hal agama, gue agak-agak mengerutkan kening karena kata 'hadits qudsi'.

Bagi yang belum tau apa itu hadits qudsi, gue kasi tau bocorannya. Ternyata oh ternyata, hadits qudsi itu adalah firman-firman Allah yang tidak termasuk ke dalam ayat-ayat Al Quran.
Dalam hadits qudsi ini, Allah banyak memberi peringatan kepada umat manusia. Bahasanya yang langsung, lugas dan komunikatif membuat gue merasa 'ditegur' secara langsung oleh Allah.
Dan itu membuat gue merasa malu. Malu sama Allah. Malu sama iman gue yang sering naik turun. Malu sama dosa-dosa gue yang menumpuk. Malu sama amal-amal gue yang sedikit. Malu karena gue sering merasa ngga puas dengan apa yang telah Dia tetapkan buat gue. Dan akhirnya gue mencoba untuk sedikit demi sedikit berusaha memperbaiki diri. Buat bekal gue di akhirat. Buat bekal gue saat kembali kepada-Nya.

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Ya Allah, Tuhan penguasa hati..
Tunjukkanlah kami jalan yang lurus.
Yaitu jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat.
Bukan jalan orang-orang yang Engkau murkai,
dan bukan jalan orang-orang yang sesat.
Amin.